Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Dogiyai, Eligius Agapa mengusulkan, agar Kemenkes RI siapkan regulasi asuransi khusus bagi keluarga dari tenaga kesehatan (Nakes) yang meninggal dunia saat bertugas di wilayah konflik.
Hal ini diusulkan Eligius di hadapan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin yang hadir pada pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) ke-2 Provinsi Papua Tengah, di Hotel Swissbelinn, Jalan Cenderawasih Timika, Rabu (18/9/2024).
“Saya usulkan kalau bisa, Kemenkes harus buatkan regulasi untuk nakes berupa perlindungan atau semacam asuransi, sehingga kalau terjadi musibah kepada seorang nakes, maka ada jaminan asuransi bagi anak dan istrinya,” kata Eligius.
Eligius menyebutkan, bahwa selama ini ketika ada Nakes yang meninggal dunia akibat konflik, maka yang diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan hanya berupa ucapan terima kasih dan ucapan turut berdukacita. Itupun hanya berupa perhatian dari Pemkab setempat, sehingga perlu ada reward dari negara.
“Untuk di wilayah yang tidak aman, sudah kami tugaskan nakes, tetapi karena merasa takut, maka nakes terkait kembali ke kota. Karena itu, kalau boleh ada regulasi perlindungan khusus yang dibuat Kemenkes,” tuturnya.
Hingga saat ini telah ada dua orang tenaga kesehatan yang menjadi korban dalam konflik yang terjadi di pedalaman. Saat ini, jumlah tenaga kesehatan di Dogiyai kurang lebih 200 dengan jumlah 50% yang merupakan OAP, dan 50% merupakan non OAP. Namun, yang menjadi kendala ialah nakes OAP terkadang tidak terakomodir dalam penerimaan CPNS, sehingga tidak memberikan semangat untuk bekerja.
“Memang dalam Permenkes RI, bahwa dalam kondisi konflik apapun, tenaga kesehatan tidak boleh dilukai, akan tetapi fakta lapangan tidak memandang profesi dan jabatan,” katanya.
Menjawab hal itu, Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin sarankan agar Dinkes harus merekrut tenaga kesehatan yang merupakan anak asli setempat, baik yang merupakan tenaga mantri, perawat ataupun bidan.
“Kalau memang bisa harus merekrut tenaga Kesehatan, yang merupakan anak asli kampung-kampung di pedalaman supaya bisa menetap,” kata Budi.
Meski demikian, menurut Budi, usulan Kepala Dinkes Dogiyai akan dipertimbangkan.